Kamis, 27 Maret 2014

TUGAS 2 ILMU BUDAYA DASAR

1. Jelaskan definisi kebudayaan serta sebutkan 3 tokoh kebudayaan  !

Jawab :      Kebudayaan adalah hasil karya manusia dalam usahanya mempertahankan hidup, mengembangkan keturunan dan meningkatkan taraf kesejahteraan dengan segala keterbatasan kelengkapan jasmaninya serta sumber- sumber alam yang ada disekitarnya. Kebudayaan boleh dikatakan sebagai perwujudan tanggapan manusia terhadap tantangan-tantangan yang dihadapi dalam proses penyesuaian diri mereka dengan lingkungan. Kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterpretasi lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi kerangka landasan bagi mewujudkan dan mendorong terwujudnya kelakuan. 
Dalam definisi ini, kebudayaan dilhat sebagai "mekanisme kontrol" bagi kelakuan dan tindakan-tindakan manusia (Geertz, 1973a), atau sebagai "pola-pola bagi kelakuan manusia" (Keesing & Keesing, 1971).
 Dengan demikian kebudayaan merupakan serangkaian aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, resep-resep, rencana-rencana, dan strategi-strategi, yang terdiri atas serangkaian model-model kognitif yang digunakan secara kolektif oleh manusia yang memilikinya sesuai dengan lingkungan yang dihadapinya (Spradley, 1972).

TOKOH KEBUDAYAAN DI INDONESIA :
A. Raden Oemar Partasoeanda (Pencipta wayang golek)
B. Daeng Soetigna (Pencipta Angklung)
C. H. Suwanda Juru Kendang Karawang (Pencipta Tepak Jaipongan)
Raden Oemar Partasoeanda
Raden Oemar Partasoeanda
Raden Oemar Partasoeanda
Raden Oemar Partasoeanda
Raden Oemar Partasoeanda

2. sebutkan dan jelaskan 7 unsur  kebudayaan !
Jawab :     Koentjaraningrat (1985) menyebutkan ada tujuh unsur-unsur kebudayaan. Ia menyebutnya sebagai isi pokok kebudayaan. Ketujuh unsur kebudayaan universal tersebut adalah :
  1. Kesenian
  2. Sistem teknologi dan peralatan
  3. Sistem organisasi masyarakat
  4. Bahasa
  5. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
  6. Sistem pengetahuan
  7. Sistem religi

3. sebutkan wujud kebudayaan menurut dimensi wujudnya !
Jawab :     Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
o Gagasan (Wujud ideal)
Ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat.
o Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
o Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain.

4. sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan !
 Jawab :
a) Terbiasanya masyarakat tersebut mempunyai hubungan/kontak kebudayaan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut, yang mempunyai kebudayaan yang berbeda. Sebuah masyarakat yang terbuka bagi hubungan-hubungan dengan orang yang beraneka ragam kebudayaannya, cenderung menghasilkan warga masyarakat yang bersikap terbuka terhadap unsur-unsur kebudayaan asing. Sikap mudah menerima kebudayaan asing lebih-lebih lagi nampak menonjol kalau masyarakat tersebut menekankan pada ide bahwa kemajuan dapat dicapai dengan adanya sesuatu yang baru, yaitu baik yang datang dan berasal dari dalam masyarakat itu sendiri, maupun yang berasal dari kebudayaan yang datang dari luar.

b) Suatu unsur kebudayaan baru akan dapat diterima jika unsur kebudayaan yang baru tersebut tidak bertentangan dengan ajaran agama yang berlaku, dan karenanya tidak akan merusak pranata-pranata yang sudah ada.

c) Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan unsur kebudayaan baru. Suatu struktur sosial yang didasarkan atas sistem otoriter akan sukar untuk dapat menerima suatu unsur kebudayaan baru, kecuali kalau unsur kebudayaan baru tadi secara langsung atau tidak langsung dirasakan oleh rezim yang berkuasa sebagai sesuatu yang menguntungkan mereka.

d) Suatu unsur kebudayaan baru dengan lebih mudah diterima oleh suatu masyarakat kalau sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut. Di pedesaan di pulau Jawa, adanya sepeda sebagai alat pengangkut dapat menjadi landasan memudahkan di terimanya sepeda motor di daerah pedesaan di Jawa; dan memang dalam kenyataan demikian.
 
e) Sebuah unsur baru yang mempunyai skala kegiatan yang terbatas dan dapat dengan mudah dibuktikan kebenarannya oleh warga masyarakat yang bersangkutan, dibandingkan dengan sesuatu unsur kebudayaan yang mempunyai skala luas dan yang sukar secara konkrit dibuktikan kegunaannya. Contohnya adalah diterimanya radio transistor dengan mudah oleh warga masyarakat Indonesia, dan bahkan dari golongan berpenghasilan rendah merupakan benda yang biasa dipunyai

5. jelaskan hubungan manusia dengan kebudayaan !

Jawab :     Secara sederhana hubungan antara manusia dengan kebudayaan ketika manusia sebagai perilaku kebudayaan,dan kebudayaan tersebut merupakan objek yang dilaksanakan sehari-hari oleh manusia
Di dunia sosiologi manusia dengan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal,maksudnya walaupun keduanya berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang butuh,ketika manusia menciptakan kebudayaan,dan kebudayaan itu tercipta oleh manusia.

Jumat, 14 Maret 2014

Etika dan Pofesionalisme

        Etika yaitu nilai-nilai prilaku yang ditunjukan oleh seseorang atau organisasi terentu dalam lingkungan. Nilai-nilai moral yang mengikat seseorang atau sekelompok orang dalam mengatur sikap, tindakan, ataupun ucapannya. Nilai sendiri memiliki artian sebagai hal-hal yang dapat diterima dan tidak dapat diterima dalam masyarakat. Dalam beretika harus memiliki aturan atau patokan bagi seseorang untuk berprilaku dalam masyarakat, yang bisa kita kenal dengan istilah norma.
        Moral yaitu sebagai semangat atau dorongan bathin dalam diri seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Moralitas seseorang akan menjadi faktor pendorong terbentuknya prilaku orang tersebut yang sesuai dengan etika, namun nilai-nilai moralitas seseorang bisa saja bertentangan dengan etika yang berlaku dalam lingkungannya.
        Etika memiliki prinsip-prinsip yaitu keindahan(beauty), persamaan(equity), kebaikan(goodness), keadilan(justice), kebebasan(liberty), kebenaran(truth).
        Etika umum memiliki sikap jujur, sopan, optimis, kreatif, mampu merancang dan melaksanakan sampai menyelesaikan study dengan baik, mampu menciptakan kehidupan kampus yang nyaman dan kondusif, serta bertanggung jawab secara moral, spiritual dan sosial untuk mengamalkan ipteks.
        Etika khusus yaitu etika yang yang lebih berdampak pada diri sendiri atau lebih untuk membentuk kepribadian diri, seperti berpakaian sopan, bersih, rapi, bertutur kata yang sopan santun dan menciptakan karya ipteks yang mencerminkan kerjenihan hati nurani dan mendorong pada kualitas hidup kemanusiaan.
        Etika propesi yaitu etika yang digunakaan dalam berprofesi. Contohnya memiliki wawasan kependidikan, psikologi,  budaya peserta didik dan lingkungan, mampu melaksanakan praktik bimbingan dan konseling secara profesional, mampu memecahkan berbagai persoalaan yang menyangkut bimbingan konseling, mampu mengembangkan dan mempraktekan kerja sama dama bidangnya dengan pihak terkait.
        Prosfersi yaitu pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup yang mengandalkan suatu keahlian. Disebut profesi karena mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus, dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan, dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup, dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam.
Ciri-ciri profesi:
1.      Adanya pengetahuan khusus seperti keahlian dan keterampilan yang dimiliki         berkat pelatiha, pendidikan, dan pengalaman brtahun-tahun.
2.      Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi.
3.      Mengabdi pada kepentingan masyarakat.
4.      Izin khusus untuk menjalankan suatu profesi.
5.      Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.
Prinsip Etika Profesi:
1.      Tanggung jawab
2.      Keadilan
3.      Otonomi
Terdapat dua jenis bidang profesi yaitu :
1.      Profesi khusus ialah para professional yang melaksanakan profesi secara khusus    untuk mendapatkan nafkah atau penghasilan tertentu sebagai tujuan pokoknya,     contohnya dokter, pendidik/guru, konsultan, dll.
2.      Profesi luhur adalah para professional yang melaksanakan profesinya tidak lagi    untuk mendapatkan nafkah sebagai tujuan utamanya, tetapi sudah merupakan       dedikasi atau sebagai jiwa pengabdiannya semata-mata, contohnya profesi pada     bidang keagamaan dan seni.
Dalam International Encyclopedia of education, terdapat 10 ciri khas suatu profesi dikemukakan yaitu :
1.      Suatu bidang pekerjaan yang terorganisir dari jenis intelektual yang terus    berkembang dan diperluas
2.      Suatu teknik intelektual
3.      Penerapan praktis dari teknik intelektual pada urusan praktis
4.      Suatu periode panjang untuk pelatihan dan sertifikasi
5.      Beberapa standar dan pernyataan tentang etika yang dapat diselenggarakan
6.      Kemampuan untuk kepemimpinan pada profesi sendiri
7       Asosiasi dari anggota profesi yang menjadi suatu kelompok yang erat dengan        kualitas komunikasi yang tinggi antar anggotanya
8.      Pengakuan sebagai profesi
9.      Perhatian yang profesional terhadap penggunaan yang bertanggung jawab dari      pekerjaan profesi
10.    Hubungan yang erat dengan profesi lain

Rabu, 12 Maret 2014

Ilmu Budaya Dasar


        Secara sederhana IBD adalah pengetahuan yang diharapkan dapat membcrikan pengetahuan dasar dan pengcrtian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah dan kebudayaan.
        Istilah IBD dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanities yang berasal dari istilah bahasa Inggris “The Humanities’. Adapun istilah Humanities itu sendiri berasal dari bahasa Latin Humanus yang bisa diartikan manusiawi, berbudaya dan halus (fefined). Dengan mempelajari The Humanities diandaikan seseorang ‘akan bisa mcnjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Secara demikian bisa dikatakan bahwa The Humanities berkaitan dengan masalah nilai-nilai, yaitu nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar. manusia bisa menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu The Humanities di samping tidak mehinggalkan tanggung jawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri. Kendatipun demikian, Ilmu Budaya Dasar (atau Basic Humanities) sebagai satu matakuliah tidaklah identik dengan The Humanities (yang disalin ke dalam bahasa Indonesia menjadi: Pengetahuan Budaya).
        Untuk mengetahui bahwa Ilmu Budaya Dasar termasuk kelompok pengetahuan budaya, lebih dahulu perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof.Dr.Harsya Bachtiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu :
        1. Ilmu-ilmu Alamiah ( natural science )
        Ilmu ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu kualitas. Hasil analisis itu kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat prediksi . Hasil penelitiannya 100 % benar dan 100 % salah. Yang termasuk kelompok ilmu-ilmu alamiah antara lain ialah astronomi, fisika, kimia, biologi, kedokteran, mekanika.
        2. Ilmu-ilmu Sosial ( social science )
        Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antar manusia. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tetapi hash penelitiannya tidak mungkin 100 % benar, hanya mendekati kebenaran. Sebabnya ialah keteraturan dalam hubungan antar manusia itu tidak dapat berubah dari saat ke saat. Yang termasuk kelompok ilmu-ilmu sosial antara lain ilmu ekonomi, sosiologi, politik, demografi, psikologi, antropologi sosial, sosiologi hukum, dsb.
        3. Pengetahuan budaya ( the humanities )
        Pengetahuan budaya bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan pemyataan-pemyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti. Peristiwa-peristiwa dan pemyatan-pemyataan itu pada umumnya terdapat dalam tulisan-tulisan., Metode ini tidak ada sangkut pautnya dengan metode ilmiah, hanya mungkin ada pengaruh dari metode ilmiah
        Tujuan dari ilmu budaya dasar sendiri ialah
        Mengusahakan penajaman dan kepekaat pola pikir kita terhadap lingkungan budaya, sehingga kita lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, terutama untuk kepentingan setiap individu.
        Memberikan kesempatan bagi kita semua untuk memperluas wacana tentang berbagai masalah yang dihadapi manusia maupun berbagai persoalan budaya.
        Mengkader kita untuk menjadi individu yang toleran dan tidak terjerumus dalam sifat kedaerahan, fanatisme agama, maupun ras atau golongan. Hal ini karena ruang lingkup pendidikan yang kita rasakan saat ini cenderung membuat setiap manusia berpandangan sempit, mementingkan golongan dan lain sebagainya.
        Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar
        Bertitik tolak dalam kerangka tujuan yang telah ditetapkan, dua masalah pokok bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah IBD (Ilmu Budaya Dasar), kedua masalah pokok itu adalah :
1.      Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusian dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (The Humanities), Baik dari segi masing-masing keahlian (Disiplin), didalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (Antar Bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya.
2.      Hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing zaman dan tempat.
Kedua Pokok masalah yang bisa dikaji dalam mata kuliah IBD (Ilmu Budaya Dasar), Nampak jelas bahwa manusia menepati posisi sentral dalam pengkajian.
        Manusia tidak hanya sebagai objek pengkajian, bagaimana hubungan manusia dengan alam, dengan sesama, dan bagaimana pula hubungan sang pencipta menjadi tema sentral dalam IBD, pokok-pokok bahasa yang dikembangkan adalah :
        1.      Manusia Dan Harapan
                       Kepercayaan
                       Harapan
        2.  Manusia Dan Kegelisahan
                       Keterasingan
                       Kesepian
                       Ketidakpastian
        3.  Manusia Dan Tanggung Jawab Serta Pengabdian
                       Kesadaran
                       Pengorbanan
        4.  Manusia Dan Pandangan Hidup
                       Cita-Cita
                       Kebijakan
        5.  Manusia Dan Cinta Kasih
                       Kasih Sayang
                       Kemesraan
                       Pemujaan
        6.  Manusia Dan Keindahan
                       Renungan
                       Kehalusan
        7.  Manusia Dan Penderitaan
                       Rasa Sakit
                       Siksaan
                       Kesengsaraan
        8.  Manusia Dan Keadilan
                       Kejujuran
                       Pemulihan Nama Baik
                       Pembalasan
        Dari Kedelapan pokok bahasan itu termasuk dalam karya-karya yang tercangkup dalam pengetahuan budaya, perwujudan mengenai cinta, misalnya, terdapat dalam karya sastra, tarian, musik, filsafat dan lain-lainnya.
        Masing-masing pokok bahasa dapat didekati dengan baik mengunakan cabang-cabang pengetahuan budaya secara sendiri-sendiri maupun secara gabungan cabang-cabang tersebut.
Referensi :